Road To Wedding Anniversary : How we met
Hi Reader,
Tidak kerasa bahwa pernikahan saya sudah mau memasuki satu tahun. Iya SATU, angka kecil di bandingkan angka selanjutnya. Tapi langkah kecil ini awal dari perjalanan saya dan suami Mas Adi Widiatmo. Karena sebentar lagi saya mau anniversary, terfikirkan untuk menulis sedikit memoir tentang perjalanan kami. Dari awal pertemuan, pacaran, proses menuju menikah, maupun honeymoon dan life after wedding day!
Untuk memulai series road to wedding anniversary, I would like to start with How we met each other. Judulnya hampir mirip dengan serial TV How I Met Your Mother ya.. LOL.
Saya bertemu suami setelah diperkenalkan oleh salah satu teman baik di kantor, dimana kalau dilihat orangnya mungkin terfikirkan LAKI banget, masa mau jadi mak comblang. Saya juga bingung kenapa dia mau, mungkin karena saya berisik bosan dengan jomblo saat itu.
Nah siapa sih yang berperan sebagai mak comblang? JREEEENG...
Perkenalkan Lucky Febianto. Awal saya kenal dengan Lucky sempat diwarnai ke super kebencian hanya karena becanda dia saat itu yang kelewat batas, kalau ditanya bagaimana akhirnya bisa sering curhatan colongan maupun makan bareng dengan teman lainnya, SAYA LUPA. hahaha.....

Sebenernya menurut Lucky " Eh Adi pernah ke acara kantor di pacific place waktu itu, lupa ya?". Tentu saja saya yang suka cuek aja bisa lupa. Jadi bagaimana saya bisa berteman dengan Lucky maupun Mas Adi seperti potongan cerita yang dahulu pernah ada, tapi baru menyadari keberadaannya saat ini.
Sebelum masuk cerita perkenalan, sedikit gambarang tentang teman saya, Lucky. Arti namanya beruntung, buat saya memang dia membawa keberuntungan. Karena dia, saya bisa - pada akhirnya - bertemu jodoh. Kalau diingat selama satu tahun ga mau ngomong, liat muka dia aja benci setengah mati, taunya jadi saudara karena pernikahan? Life is definitely full of surprise.
Bapak satu anak ini sebenernya pernah muncul dalam di masa SMA, hanya saja pada saat itu masih tidak langsung, penyanyi dari group vokal group Faster yang sangat hits di TC kemang. Dulu, saya dan teman SMA suka datang ke cafe dibilangan kemang ini hanya untuk nonton mereka perform. Sekali lagi, saya baru sadar setelah lewat masa males kenal bapak satu ini.
Berjalan waktu dan beberapa teman kantor yang mainnya suka bareng dengan Lucky, pada akhirnya saya juga jadi lebih mengenal secara baik. Bagaimana menggambarkan seorang Lucky yang biasa dipanggil Ikul adalah keras diluar bagaikan rocker, soft inside bagaikan Ebiet G Ade. Mungkin kesukaannya musik metal, rock, dan lainnya tapi coba disuruh nyanyi.. YAKIN, pilihannya bukan Metallica, tapi Brian McKnight... Well, I could say behind his manly figure there is a soft side of him.
Nah setelah setelah cerita mengenai MAK COMBLANG, lanjut pada pertemuan pertama. Setelah Lucky dengan baiknya menjadi biro jodoh kami dengan cara mempromosikan satu sama lain, mengirimkan foto juga. Disepakati lah akan bertemu di Tokyo SkipJack.
Bagaimana rasanya? Mules tiada tara, sepanjang jalan saya hanya titip pesan "Luk, gw suka gagu kalau pertama kali ketemu, jadi jangan ditinggalin ya" Klasik! penyakit saya kalau lagi grogi.
Setibanya saya dan Lucky ditempat, ternyata Mas Adi saat itu sudah duluan sampai. Sebenernya saya kurang suka kalau harus berjalan dan bukan saya yang tiba dahulu. Takutnya sangking grogi terus saya kesandung, ga lucu kan.
Sepanjang malam itu yang saya ingat hanya makan steak kemudian menjadi pendengar antara Lucky dan Mas Adi karena mereka membicarakan topik yang sangat lelaki, Sport. Yah itu sih mana saya paham, daripada sibuk sama hand phone lebih baik saya dengerin aja. Sampai saatnya Lucky bilang " Gw mau beli rokok, tuh di warung depan "
Krik... krik.... ternyata Lucky lama banget ga balik ke meja. Mau tidak mau jadi ngobrol. Saya masih ingat petanyaan pertama yang dilontarkan Suami saya " Dindha berangkat ke kantor jam berapa?". Dalam hati saya" APA DEH PERTANYAAN itu, kurang kreatif. " haha. Mungkin suami saya saat itu sama groginya.
Kemudian saya pulang bareng dengan Mas Adi, Lucky dan saya. Mas adi turun di daerah tebet dan saya masih lanjut dengan Lucky. Setelah Mas Adi turun, pertama yang saya bicara ke Lucky
Saya : " Koplak, ngapain tadi ninggalin gw lama banget"
Lucky : " Ya abis ga ngobrol, gw minggir liat majalah aja diwarung terus beli deh inti sari"
Saya : " Tapi gw udah rasa pengen ngompol "
Lucky :" Biarin, kalau ga gitu kan ga akan ngobrool. Masa gw jadi nyamuk terus "
Di pagi harinya ternyata Suami saya gerak cepat, dengan nomor yang diberikan Lucky, saya sudah dikontak olehnya. Selanjutnya kami pun janjian untuk ketemu kembali di Plaza Senayan, makan Di Din Tai Fung.
Kemudian berlanjut dengan pertemuan lainnya dimana saya lama-lama merasakan nyaman. Kenapa? karena suami saya sabarnya melebihi pemain sinetron yang pernah ada dan kalau bicara halus sekali. Sangat berbeda dengan saya yang berbicara dengan kecepatan kereta api shinkansen dan juga bawel maupun tidak sabaran. It's like Yin and Yang.
At the end, life is like a box of chocolate, you just never know what will happen, who you will meet in your journey, and many things that could surprise us.
Saya berterima kasih sudah dibuka jalan bekerja di kantor saat ini, berkenalan dengan teman-teman yang dimana membawa jalan pada jodoh hidup saya.
Alhamdulillah, Allah is GREAT
Nah setelah setelah cerita mengenai MAK COMBLANG, lanjut pada pertemuan pertama. Setelah Lucky dengan baiknya menjadi biro jodoh kami dengan cara mempromosikan satu sama lain, mengirimkan foto juga. Disepakati lah akan bertemu di Tokyo SkipJack.
Bagaimana rasanya? Mules tiada tara, sepanjang jalan saya hanya titip pesan "Luk, gw suka gagu kalau pertama kali ketemu, jadi jangan ditinggalin ya" Klasik! penyakit saya kalau lagi grogi.
Setibanya saya dan Lucky ditempat, ternyata Mas Adi saat itu sudah duluan sampai. Sebenernya saya kurang suka kalau harus berjalan dan bukan saya yang tiba dahulu. Takutnya sangking grogi terus saya kesandung, ga lucu kan.
Sepanjang malam itu yang saya ingat hanya makan steak kemudian menjadi pendengar antara Lucky dan Mas Adi karena mereka membicarakan topik yang sangat lelaki, Sport. Yah itu sih mana saya paham, daripada sibuk sama hand phone lebih baik saya dengerin aja. Sampai saatnya Lucky bilang " Gw mau beli rokok, tuh di warung depan "
Krik... krik.... ternyata Lucky lama banget ga balik ke meja. Mau tidak mau jadi ngobrol. Saya masih ingat petanyaan pertama yang dilontarkan Suami saya " Dindha berangkat ke kantor jam berapa?". Dalam hati saya" APA DEH PERTANYAAN itu, kurang kreatif. " haha. Mungkin suami saya saat itu sama groginya.
Kemudian saya pulang bareng dengan Mas Adi, Lucky dan saya. Mas adi turun di daerah tebet dan saya masih lanjut dengan Lucky. Setelah Mas Adi turun, pertama yang saya bicara ke Lucky
Saya : " Koplak, ngapain tadi ninggalin gw lama banget"
Lucky : " Ya abis ga ngobrol, gw minggir liat majalah aja diwarung terus beli deh inti sari"
Saya : " Tapi gw udah rasa pengen ngompol "
Lucky :" Biarin, kalau ga gitu kan ga akan ngobrool. Masa gw jadi nyamuk terus "
Di pagi harinya ternyata Suami saya gerak cepat, dengan nomor yang diberikan Lucky, saya sudah dikontak olehnya. Selanjutnya kami pun janjian untuk ketemu kembali di Plaza Senayan, makan Di Din Tai Fung.
Kemudian berlanjut dengan pertemuan lainnya dimana saya lama-lama merasakan nyaman. Kenapa? karena suami saya sabarnya melebihi pemain sinetron yang pernah ada dan kalau bicara halus sekali. Sangat berbeda dengan saya yang berbicara dengan kecepatan kereta api shinkansen dan juga bawel maupun tidak sabaran. It's like Yin and Yang.
At the end, life is like a box of chocolate, you just never know what will happen, who you will meet in your journey, and many things that could surprise us.
Saya berterima kasih sudah dibuka jalan bekerja di kantor saat ini, berkenalan dengan teman-teman yang dimana membawa jalan pada jodoh hidup saya.
Alhamdulillah, Allah is GREAT
aaahhhh aku terharruuuuuu
ReplyDeleteada juga aries yg sabar, hahahahhahaa
uwak palito... hahahaha begitu lah adanya doi... tapi kalau lagi marah hampir mirip sih sama lau... hahahaha
ReplyDelete